Kamis, 25 Agustus 2011

MODIFIKASI SENJATA PINDAD SS-2000

Seiring dengan kebutuhan pasukan yang begitu kompleks, SS-1 di modofikasi menjadi SS-2000 
(SS3-v1)
.

Di mana awalnya SS-1 terasa terlalu panjang bagi prajurit Kopassus yang membutuhkan 

senjata berukuran ringkas untuk operasi-operasi khusus. Oleh karena itu, SS-1 di modifikasi 

menjadi format bullpup (mekanisme senjata di belakang pelatuk -red). Tujuannya adalah agar
ukuran menjadi ringkas tapi jarak tembak setara SS-1 standar.

Dan berikut spesifikasi SS-2000 yang merupakan gabungan dari beberapa senjata yang sudah ada :



1. Setiap sistem operasi mengadopsi sistem gas piston milik AK  
47 serta pendahulunya SS1, SS2,    FN Fal, FN Fnc, Steyr AUG yang sudah terbukti kehandalannya.

2. Dengan layout bullpup di mana pasokan amunisi berada di belakang triger group/pelatuk, sosok senapan dapat dipangkas sampai 25 % tanpa mengurangi performa balistik. Sosok senjata yang ringkas sangat mendukung dalam skenario PJD/ pertempuran jarak dekat (close quarter battle); sesuai digunakan dalam operasi antiteror yang kerap terjadi di dalam bangunan/gedung yang memiliki ruang gerak sempit. Keuntungan lain adalah sosok senapan yg ringkas menyesuaikan dengan 
postur tubuh rata-rata orang Asia.




3. Dari segi receiver/bodi senjata, 70% material SS3 dibuat dengan bahan high resistant impact polymer ala Steyr AUG yang ringan namun kuat. Dari segi design, receiver tempat maknisme dan masuknya magazine, handguard, dan pistol grip masih setia menganut model SS2.

picanty rail
4. Selain itu, senjata ini dilengkapi dengan picatiny rail yang dipasang secara kuadrupel (4 sisi); 
atas, kanan, kiri, serta di bawah handguard, sehingga menawarkan akomodasi penggunaan optik dan aksesori pendukung yang fleksibel; ex: pemasangan front grip pada SS3 V1 untuk mempermudah akuisisi target ataupun bipod seperti varian SS3 V4 Sharpshooter.

optic

cocking handle
5. Sistem bidik bawaan standar masih memakai model pisir pejera berbentuk carrying handle milik SS2. Khusus pejera, dapat dilipat ke bawah dan menyatu dengan tabung gas saat tidak digunakan. Berkat adannya picatiny rail, operator dapat menggantinya dengan optik sesuai dengan tuntutan operasi/kebutuhan (SS3 V3 CQB yang dipasangkan dengan optik Meprolight M21 buatan Israel/ SS3 V4 sharpshooter dengan optik lansiran Pindad).

6. Cocking handle/tuas pengokang berada di atas handguard pada kesua sisi senjata sehingga memudahkan operator, terutama operator kidal untuk mengokang senjata.

7. Ejection port/lubang keluarnya selongsong peluru dibuat pada kedua sisi. Sekali lagi untuk menghindarkan operator kidal dari lontaran selongsong panas. Sama dengan sistem yang dianut Steyr AUG, operator cukup memasang left bolt assembly dan menutup ejection port yang kiri sehingga selongsong keluar lewat kanan.

8. Fire selector/tuas pilih mode tembakan juga dibuat ambidextrous/dibuat pada kedua sisi.

fire selection


9. Semua varian SS3 dapat dipasangkan dengan bayonet bawaan SS1, SS2, maupun M16 (bayonet m7) sehingga masih bisa digunakan dalam hand to hand combat. Selain itu, model bayonet yang sama akan mempermudah urusan logistik TNI nantinya.

10. Untuk menambah daya pukul, varian SS3 V1 dan V3 dapat dipasangi pelontar granat baik itu SPG 1 (senapan pelontar granat standar TNI buatan Pindad) maupun SPG 2 (model senapan pelontar granat untuk FN F 2000). Sebagai pembidik, kedua varian diatas dilengkapi dengan leaf dan quadrant sight yang menjamin akurasi sampai 400m.

11. Khusus pada varian SS3 V4 sharpshooter, laras senapan memiliki profil heavy barrel untuk menjamin daya tahan laras saat sustained fire (rentetan panjang) sekaligus akurasi pada jarak jauh. Dapat dilengkapi lightweight bipod untuk menstabilkan senjata. Sistem bidik standar dapat diganti dengan FN scope yg telah dimiliki oleh inventori TNI ataupun memasangkannya dengan optik buatan pindad lainnya.

12. Laras pada semua varian SS3 dipasang dengan teknik free floating barrel sehingga menjamin akurasi sejak pertama kali senjata ditembakkan.


Spesifikasi SS3:

Negara asal : Indonesia

Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad

Kapasitas magazine : 30 peluru

Mekanisme : Gas operated, rotating bolt

Berat : 3,4 kg (loaded)

Rate of fire : 750 rpm

Jarak efektif : s/d 600 m (SS 3 V1 & V2), +1000 m (SS3 V4 Sharpshooter).



Senjata buatan PT. PINDAD yang lainnya:

SS 1 - V1, V2, V3, V5






SS1 adalah senapan serbu kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7? yang memiliki akurasi tinggi dan handal dengan menggunakan popor lipat sehingga flesibel untuk digunakan sesuai kebutuhan disegala medan. Senjata ini dapat dilengkapi dengan berbagai asesoris, antara lain silencer, telescope, sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain. Senapan ini juga telah dikembangkan menjadi berbagai tipe sesuai dengan medan operasinya, yaitu tipe standar, marinized dan raider, baik untuk laras panjang, karaben maupun laras pendek. Tipe Marinized dikembangkan khusus untuk marine condition dan swap condition, sedangkan tipe raider dikembangkan untuk medan tempur khusus.

Spesifikasi SS1:

Negara asal : Indonesia

Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad

Kapasitas magazine : 30 peluru

Berat : 4,37 kg (loaded)

Rate of fire : 720 rpm

Jarak efektif : s/d 300 m



SS 1 R5

Senapan serbu SS1-R5, tampil lebih ramping dan ringan dengan akurasi tinggi. diperuntukan bagi pasukan khusus seperti penyergapan, penyusupan , kontak jarak dekat dengan medan hutan, gunung rawa, laut maupun perkotaan. SS1-R5 dapat dipasang sangkur dan berbagai jenis teleskop.

Spesifikasi SS1 R5:

Negara asal : Indonesia

Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO/MU5 TJ Pindad

Kapasitas magazine : 30 peluru

Mekanisme : Gas operated, rotating bolt

Berat : 3,37 kg (empty)

Rate of fire : 700 rpm

Jarak efektif : s/d 375 m






Sabtu, 20 Agustus 2011

FAKTA TENTANG PESAWAT KEPRESIDENAN AS - AIRFORCE ONE






Sebetulnya Air Force One bukanlah merujuk pada teknis sebuah pesawat, melainkan nama sandi untuk pesawat milik Angkatan Udara AS (US Air Force) yang dinaiki oleh Presiden Amerika. Jadi semua pesawat milik AS yang misalnya dalam keadaan darurat dinaiki sang presiden, maka namanya menjadi "Air Force One". Nama sandi ini berfungsi untuk membedakan antara pesawat yang sedang dinaiki Presiden Amerika dengan yang tidak.

Demikian juga ketika Presiden Amerika melakukan perjalanan darat, nama sandinya dikenal dengan "Army One". Sementara ketika sedang naik Helikopter (milik US Marine), maka nama sandinya adalah "Marine One".

Meski begitu pemerintah AS tetap memiliki kendaraan khusus presiden untuk setiap nama sandi. Kendaraan-kendaraan ini rutin digunakan Presiden Amerika dan kemudian dikenal masyarakat dengan sebutan Marine One (helikopter), Army One (Kendaraan lapis baja), dan Air Force One (pesawat udara)

SPESIFIKASI PESAWAT 


Seluk Beluk Air Force One

Pemerintah AS mulai berpikir memiliki pesawat kepresidenan ketika masa Presiden Theodore Roosevelt pada dekade 1910-an. Saat itu, tugas-tugas Presiden Amerika sudah semakin kompleks dan dibutukan sebuah pesawat khusus untuk menunjang kinerjanya.

Sekarang, pesawat Air Force One ada dua buah, semuanya buatan Boeing. Jenisnya adalah 740-200 bermesin jumbo jet dengan nomor seri VC-25A. Dua pesawat ini nyaris identik, baik warna, dan bentuknya. Bedanya terletak pada nomor di ekornya, yakni 28000 dan 29000.

Masing-masing pesawat memiliki empat mesin jet elektrik CF6-80C2B1. Batas kecepatannya antara 630 dan 700 mil per jam dengan maksimal ketinggian terbang adalah 45.100 kaki. Air Force One membawa 53.611 galon bahan bakar dan mampu mengelilingi setengah dunia tanpa mengisi bahan bakar dalam sekali terbang.

Jika di Gedung Putih Presiden bekerja di Ruang Oval, maka di dalam Air Force One, ruang kerja presiden bernama Presidential Suite yang terletak di bagian depan pesawat. Di area 'milik' presiden ini tersedia kamar tidur, kamar mandi dan ruang santai. Layaknya sebuah kantor, para para staf senior presiden juga diberikan ruang keja sendiri-sendiri. Selain itu terseda juga ruang rapat yang cukup besar untuk membahas isu-isu penting.

Dalam prosedur penerbangan mereka juga punya standar baku yang ketat. Sebelum Air Force One terbang, persiapan menyeluruh dilakukan atas pesawat ini. Semua perangkat pesawat dicek, bahkan kabarnya para kru pesawat yang memang sudah terpilih, akan diinapkan selama berhari-hari di Andrew Air Force Base sebelum hari keberangkatan.

Beberapa hari sebelum Air Force One mendarat di suatu tujuan, Angkatan Udara AS lebih dulu mengirim sebuah pesawat kargo C141 Starlifter. Pesawat ini memuat, van untuk para pengawal, mobil kepresidenan, serta perlengkapan persenjataan. Saat berada di udara pun, Air Force One akan dikawal oleh sedikitnya dua pesawat tempur.

Untuk menjaga keamanan, menjelang pendaratan Air Force One, seluruh penerbangan di lokasi pendaratan akan di bersihkan. Tak ada sebuah pesawat pun yang boleh mendarat sebelum Air Force One mendarat dengan mulus. Kadang pembersihan jalur penerbangan ini memakan waktu minimal setengah jam atau lebih. Karena repotnya prosedur penerbangan Air Force One, tak heran pesawat ini jarang mendarat di bandar udara komersial melainkan di pangkalan udara.

Di dalam pesawat, Presiden dan stafnya berada dalam ruangan 4.000 kaki persegi yang terdiri atas ruangan tiga lantai, diantaranya ruangan suite untuk kantor Presiden yang besar, bak mandi, dan ruang pertemuan. Air Force One memiliki ruangan medis suite yang dapat berfungsi sebagai ruang operasi, dan dokter secara permanen. Pesawat juga mampu mempersiapkan makanan untuk 100 orang sekaligus

Selain merupakan pesawat kepresidenan, Air Force One bisa pula difungsikan sebagai bunker terbang. Hingga kini tak seorang pun pejabat AS mengetahui detail persis bagian-bagian dalamnya. Pesawat ini mampu bertahan dari serangan rudal dan terjangan pulsa elektromagnet nuklir.

Dengan demikian, Air Force One memang tak lagi sekadar pesawat jet eksekutif kepresidenan. Pesawat ini telah meningkat statusnya menjadi bunker bergerak yang selalu mencurigai bahwa setiap tempat yang akan disinggahi adalah tempat yang tak aman dan amat rawan serangan.

Untuk itu jangan heran jika iring-iringan pesawat, helikopter, dan kendaraan pengangkut Presiden AS juga telah diatur sedemikian rupa agar setiap calon pembunuhnya – termasuk para wartawan yang memburunya terkecoh. Air Force One, misalnya, tak dibiarkan berkunjung ke sebuah negara sendirian. Ia selalu didampingi sebuah lagi pesawat yang memiliki ujud serupa.

Seandainya PRESIDEN di Serang?
Nah ini berandai-andai saja bagaimana kalau serangan terhadap dirinya terjadi juga? Untuk skenario terburuk, SS akan langsung mengevakuasi Presiden dan istrinya dengan helikopter ke pangkalan udara bergerak terdekat milik AS.


Ketika berkunjung ke Bogor, pangkalan berupa kapal induk USS Essex itu berada di perairan sebelah utara Jakarta. Di kapal induk kecil ini, pasukan AS akan segera melindungi kepala negaranya dan bersiap diri melakukan serangan balasan sesuai tingkat serangan yang mengancam dengan demikian juga hari ini kapal tersebut sudah bersandar di perairan tsb untuk melindungi Presiden Obama saat kunjungan hari ini.

USS Essex, sejatinya, adalah kapal serbu amfibi. Di kapal ini mukim puluhan helikopter CH-46 Sea Knight, satu skadron tempur AV-8B Harrier, dan satu skadron heli antikapal selam. Kapal ini juga membawa tiga hovercraft Air Cushion Landing Craft. Lebih lanjut, perjalanannya ke Indonesia dipantau langsung oleh Armada ke-7 AL AS yang bermarkas di Hawaii. Dengan demikian, Anda tahu sendiri, apa yang akan terjadi jika dalam perjalanannya Presiden Amerika "diganggu"

PENGAMANAN AIR FORCE ONE di udara





AIR FORCE ONE COCKPIT




AIR FORCE ONE MAP



AIR FORCE ONE CABIN





source :